DharmaWanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Kab. Kepulauan Selayar menggelar pertemuan bulanan yang merupakan pertemuan perdana usai Ramadhan dan Lebaran 1443 H, di Aula Kantor Kemenag Kab. Kep. Selayar, Rabu (09/06/2022) Pertemuan bulanan dihadiri oleh Ketua DWP Ny. Ponno, Para Pengurus dan seluruh anggota DWP dari masing-masing satker baik Madrasah maupun KUA.
PERAN MAJELIS TA'LIM DALAM PEMBINAAN KEBERAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR Oleh: JONI VERIYANTO Kurangnya kemandirian yaitu kemandirian intelektual, moral dankepribadian.Majelis ta'lim memiliki peran yang penting dalam pembinaan keberagamaan ibu rumah tangga dalam kenyataanya peran tersebut kurang
Majlis Ta'lim sebagai lembaga non formal di masyarakat merupakan sarana yang sangat potensial untuk menyampaikan dawkah Islam dan membina masyarakat. Alhamdulillah sekarang banyak jumlahnya, hampir tersebar di seluruh provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga ke tingkat Desa dan Kelurahan sekalipun.
GAMBARANUMUM MAJELIS TA'LIM AL-KHASANAH DESA SUKOLILO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA 3.1 Gambaran Umum Majelis Ta'lim Al-Khasanah di desa tersebut belum adanya pengajian ibu-ibu. Atas dasar itulah maka kelompok pengajian bapak-bapak Desa Sukolilo yang sebelumnya sudah
HalamanUnduh untuk Tutorial Corel Draw 2019 Dasar Cara Membuat Desain Logo Stempel Majelis Ta' Lim 2020 Paling Mudah - Youtube, klik untuk mengunduh koleksi gambar-gambar lain yang terdapat di kibrispdr.org. Foto; Wallpaper; Kategori Lainnya . Animasi; Mobil; Wanita; Prewedding; Hantu; Cute; Foto Lainnya. Gambar Gratis: 21.334.001.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. HEADLINE, MUNISÍPIU, VIQUEQUE Serimónia inaugurasaun postu saúde iha suku Macadique, sesta 22/07. Imajen Tatoli/Vitorino Lopes da Costa VIQUEQUE, 22 jullu 2022 TATOLI-Ministru Administrasaun Estatál MAE, Miguel Pereira de Carvalho, sesta ne’e, hamutuk ho autoridade munisípiu Viqueque, inaugura postu saúde iha iha suku Macadique, postu administrativu Uatulari, munisípiu Viqueque. “Ohin ha’u mai halo inaugurasaun ba postu saúde iha suku Macadique liuhosi Planu Nasionál Dezenvolvimentu Suku PNDS, kria postu saúde ida-ne’e hodi fó atendementu ba ita-nia komunidade sira iha suku ida-ne’e,” Ministru informa ba Agência Tatoli, iha postu saúde Macadique, sesta ne’e. Notísia relevante 2023, MS planu konstrui postu saúde 25 iha territóriu nasionál Iha fatin hanesan, Diretora Ezekutiva Programa Nasionál Dezenvolvimentu Suku PNDS, Claudina Soares Pinto, haktuir, konstrusaun edifísiu ne’e ho fundu reziliénsia komunitária no rekuperasaun ekonomia ne’ebé hetan hosi Governu Austrália iha tinan 2020. “Programa ne’e implementa hosi PNDS, ne’ebé maka indika iha menu setór saúde. Ita halo kontrusaun postu saúde ne’e ho orsamentu $ Orsamentu ne’e jere hosi ekipa jestaun suku Macadique hodi implementa konstrusaun postu saúde,” nia akresenta. Nune’e mós, Xefe sentru saúde Uatulari, Valente Soares, hateten, postu saúde Macadique sei koloka pesoál saúde na’in-rua, kompostu hosi enfermeiru ida no parteira ida hodi halo atendimentu ba komunidade iha suku Macadique. “Ha’u agradese ba PNDS ne’ebé konstrui ona postu ida-ne’e, ha’u mós husu PNDS se bele karik halo uma besik postu saúde ba pesoál saúde hodi halo atendimentu ba ita-nia komunidade,” nia rekomenda. Postu saúde Macadique ho medida 7×8, ho fasilidade kadeira, meza no fasilidade saúde seluk maibé sei falta kama ba pasiente sira. Tuir dadus, suku Macadique iha aldeia 21, ho totál uma-kain no populasaun kompostu hosi mane no feto Jornalista Vitorino Lopes da Costa Editora Julia Chatarina
- Mubalighah Muda dan Pendidika di Darus Sunnah International Institute for Health and Sciences, Izza Farhatin, menyampaikan, kegiatan pengajian majelis taklim di masa pandemi Covid-19 kini dilakukan secara virtual. Model virtual ini menjadi opsi yang harus diambil meski ada jamaah yang kesulitan mengikutinya. "Majelis taklim jadi tetap jalan, rata-rata jamaahnya adalah ibu-ibu yang melek teknologi," kata dia dalam diskusi bertajuk "Geliat Majelis Taklim di Masa Pandemi" yang digelar Republika, Sabtu 12/12, secara daring. Izza mengakui, jumlah jamaah yang mengikuti pengajian di masa pandemi mengalami penurunan signifikan karena digelar secara virtual. "Ibu-ibu yang menghadiri tidak sebanyak biasanya. Secara kuantitas sangat menurun. Biasanya yang tidak ikut itu yang sudah sepuh. Sedangkan yang usia muda-muda masih aktif mengikuti kajian," katanya. Bahkan, lanjut Izzah, ada majelis taklim yang tidak bisa melanjutkan kegiatan pengajian karena jamaahnya merupakan kalangan yang berusia senja. Materi pengajian yang diajarkan itu berkaitan gramatikal di dalam Alquran sehingga banyak di antara jamaah yang tidak nyaman jika kegiatan digelar secara virtual. "Jadi belum bisa lanjut karena belum begitu bisa menikmati kajian dengan menggunakan Zoom atau media digital lainnya," paparnya. Di sisi lain, ada juga majelis taklim dengan peserta dari kalangan yang beragam, mulai dari ibu-ibu yang berusia 40-an hingga 70-an. Jamaah yang berusia lanjut di majelis taklim didampingi anggota keluarganya saat hendak mengikuti pengajian melalui Zoom. Izzah menjelaskan, di masa awal pandemi Covid-19, pengajian majelis taklim sempat terhenti beberapa bulan. "Setelah Lebaran kemarin, melihat bahwa ada di antara jamaah yang usianya senja, akhirnya ketua dari majelis taklim itu memutuskan kajian diadakan via zoom dan itu berlanjut sampai saat ini," ujarnya. Pengajian melalui jarak jauh, terang Izzah, mulai dilakukan selama Ramadhan 2020. Ceramah yang disampaikan ustazah direkam dalam video lalu dibagikan ke grup WhatsApp jamaah majelis taklim. Cara ini menjadi pilihan karena sebagian jamaah kesulitan menggunakan Zoom. "Selama Ramadhan itu jadi kita sering mengirim video singkat berkaitan dengan keutamaan Ramadhan, dan tata cara ibadah. Selain itu kita juga tetap mengadakan kegiatan khataman mingguan, jadi masing-masing orang dalam satu pekan itu kebagian satu juz," katanya. Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah PP Salimah, Etty Pratiknyowati, yang juga hadir dalam acara diskusi itu menekankan pentingnya ketahanan iman dalam menghadapi pandemi Covid-19. Orang yang beriman harus menghadapi pandemi sebagai ujian Allah SWT dengan sikap yang diajarkan dalam Islam. "Dalam konteks ke-Salimah-an, penting untuk disampaikan kepada ibu-ibu majelis taklim, bahwa yang harus kita jaga itu adalah ketahanan, bahwa musibah atau ujian itu memang selalu ada, tetapi bagaimana daya tahan kita, itu yang paling penting," ucapnya. "Kita semua sebagai orang beriman menghadapi ini sebagai ujian, bagaimana kita harus memiliki sikap menghadapi pandemi, di hadapan Allah SWT dan juga manusia. Ini yang menjadi prinsip bagi kami. Di balik musibah, tentu ada banyak berkahnya," ujarnya. Etty juga menyadari, pandemi ini memengaruhi beberapa aspek seperti kesehatan, ekonomi dan psikologi. "Maka kami selalu ingatkan bahwa ketahanan keluarga itu sesuatu yang penting. Kami juga sampaikan kepada ibu-ibu jangan sampai kita goyah, kita yakin ini ujian Allah yang menguji keimanan kita," imbuhnya. PP Salimah, lanjut Etty, terus memperkuat kegiatan pendidikan, pelatihan dan ekonomi di masa pandemi sekarang ini. Tiga jenis kegiatan ini termasuk dalam dakwah yang dilancarkan Salimah ke tengah masyarakat. Berbagai hal pun menjadi objek kajian, misalnya pada bidang psikologi, parenting, enterpreneur, dan sebagainya sebagai langkah penguatan. Sementara untuk menguatkan ekonomi, Salimah memulainya dengan gerakan yaitu membangun lembaga koperasi. "Salimah sangat mendorong ibu-ibu untuk memiliki kemampuan untuk memproduksi sesuatu dan kita mendorong anggota majelis taklim dan anggota Salimah untuk membelinya agar produk itu terserap," tuturnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" kematian Beranda Jadwal Sholat 5 Waktu Jadwal Jum`at Jadwal Ramadhan Tahun 1443H Tahun 1444H Tahun 1445H Laporan Keuangan Masjid M-1442H/2021M M-1443H/2022M M-1444H/2023M Anak Yatim A-1444H/2023M A-1443H/2022M A-1442H/2021M Dana Sosial D-1444H/2023M D-1443H/2022M D-1442H/2021M Donatur Laporan Kegiatan Ramadhan 1443H Laporan Uang Donatur AC Informasi Kajian Kajian Rutin Tahsin Ibu-ibu Tahsin Bapak-bapak Bahasa Arab Bapak-bapak Bahasa Arab Ibu-ibu Majelis Ta’lim Ibu-ibu Kajian Tematik Lainnya Profil Masjid Profil Pengurus Visi dan Misi Takmir Agenda Pelayanan Daftar Inventaris Susunan Pengurus Galeri Perpustakaan You are here Beranda / Majelis Ta’lim Ibu-ibu
67% found this document useful 3 votes20K views11 pagesOriginal TitleMC MAJLIS TA'LIM © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes20K views11 pagesMC Majlis Ta'lim Ibu-IbuOriginal TitleMC MAJLIS TA'LIM to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
A. Pengertian Majelis Ta’lim Majelis ta’lim berasal dari dua suku kata, yaitu kata majelis dan kata ta’lim. Dalam bahasa Arab kata majelis adalah bentuk isim makan kata tempat kata kerja dari yang artinya “tempat duduk, tempat sidang, dewan”.[1] “Kata ta’lim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja yang mempunyai arti “pengajaran”[2] Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah “Lembaga organisasi sebagai wadah pengajian dan kata Majelis dalam kalangan ulama’ adalah lembaga masyarakat nonpemerintah yang terdiri atas para ulama’ Islam”.[3] Menurut bahasa, Majelis Ta’lim berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari kata majelis yang artinya tempat duduk, dan ta’lim yang artinya pengajaran. Jadi majelis ta’lim adalah tempat untuk mengadakan pengajaran dan pengajian agama Islam. “Pengertian majelis lainnya adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan semua kegiatan, sehingga dikenal sebagai majelis semua majelis syuro, majelis hakim dan sebagainya”.[4] Sedangkan “kata ta’lim berasal dari akar kata “’alima” yang berarti mengajar”.[5] Dari beberapa definisi ta’lim, maka dapat disimpulkan bahwa ta’lim adalah bentuk aktif yang dilakukan oleh orang yang ahli dalam memberikan atau mengajarkan ilmu kepada orang lain. Pengertian majelis yang lainnya adalah Tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga dikenal sebagai majelis, seperti majelis syura, majelis hakim dan lain sebagainya. Sedangkan secara istilah pengertian majelis ta’lim adalah organisasi pendidikan luar sekolah non formal yang bercirikan keagamaan Islam. Majelis ta’lim dalam arti kata bahasa arab sangat umum. Majelis bisa bermakna tempat berkumpul dan ta’lim bermakna belajar. Artinya kata ini bisa dipakai siapa saja yang berkumpul untuk belajar. Karena sebagian besar kaum ibu yang menghadiri kegiatan majelis ta’lim berkumpul dan belajar di masjid, maka istilah ini pada akhirnya identik dengan pengajian kaum ibu.[6] Majelis ta’lim yang identik dengan kaum ibu pengajian ini, terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dari tingkat RT Rukun Tetangga, RW Rukun Warga, Kelurahan bahkan sampai tingkat Nasional. “Secara resmi pendirian majelis ta’lim ini harus sesuai dengan petunjuk teknis Kementrian Agama Republik Indonesia yaitu dengan memiliki pengelola yang berkesinambungan, tempat, Ustadz/ustadzah yang memberikan pengajaran rutin, jamaah yang mengikuti secara rutin minimal 30 orang, kurikulum dan kegiatan pendidikan yang teratur dsan berkala”.[7] Petunjuk teknis ini terkadang tidak sepenuhnya diikuti oleh majelis ta’lim yang ada, sehingga sulit untuk diketahui secara pasti berapa jumlah majelis ta’lim yang ada. Umumnya Majelis ta’lim yang terdaftar adalah majelis Ta’lim yang berada di kota-kota besar ataupun yang berada dekat dengan pusat pemerintahan. Sedang bagi majelis ta’lim yang berada di pelosok sebagian besar tidak terdaftar padahal jumlahnya sangat banyak. Hampir semua RT memiliki majelis ta’lim masing-masing. Sehingga dalam seminggu kaum ibu setiap sore bisa menghadiri majelis ta’lim dengan berkeliling. Biasanya kaum ibu yang sudah berusia lanjut yang melakukan hal ini. Bagi kaum ibu yang masih muda hanya mengikuti majelis ta’lim yang terdekat dengan rumah mereka. Majelis ta’lim begitu dekat dengan keseharian kaum ibu. Semua urusan rumah tangga untuk sementara waktu ditinggalkan ketika kaum ibu pergi ke Majelis ta’lim untuk belajar pengetahuan Agama. Di tempat ini pula terdapat interaksi yang intens antar sesama kaum ibu. Sebenarnya majelis ta’lim bisa menjadi tempat pemberdayaan perempuan yang masif dan terarah. Namun yang ada saat ini hanyalah sebatas membahas ritual-ritual agama yang kurang menyentuh persoalan sosial kemasyarakatan. Dinamika yang ada dalam kegiatan dan program majelis ta’lim selama ini tidak membuat kaum ibu menjadi peka terhadap lingkungan yang ada. Kebanyakan kajian agama yang dibahas hanya melulu ritual berhubungan dengan Tuhan. Bahkan sebagian besar di Majelis Ta’lim. Majelis Ta’lim bukan hanya membaca Alquran, shalawat, barzanji tanpa mengerti apa yang dibaca. Bila ada beberapa pembahasan tentang agama maka yang ada selalu berbicara tentang kewajiban sebagai istri dan ancaman-ancaman bila tidak melaksanakannya. Walaupun ada penjelasan tentang hak istri tetapi jumlahnya sangat terbatas. Majelis Ta’lim yang banyak dan tersebar di seluruh Indonesia secara riil tidak dapat dipastikan telah menjadi media yang sangat berperan dalam peningkatan nilai kepribadian ataupun mutu keilmuan kaum ibu. Hal ini disebabkan masih banyak Majelis Ta’lim yang belum bisa memanaj organisasinya dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya Majelis Ta’lim dapat menjadi media bagi para perempuan khususnya para ibu agar bisa mengaktualkan diri, serta bisa menjadi sarana mengorganisasikan masyarakat terutama perempuan dengan memiliki strategi seperti yang diungkapkan oleh Paulo Freire yaitu 1. Majelis ta’lim berangkat dari kebutuhan kebutuhan yang dirasakan oleh mayarakat. 2. Menenkankan kolektifitas dalam hampir semua penyelesaian masalah, membuat keputusan dan merencanakan kegiatan bersama. 3. Mengembangkan pemimpin setempat. 4. Membangun majelis ta’lim yang bersifat terbuka dan legal sesuai juknis Kementrian Agama RI sehingga bisa diketahui siapa pemimpin, anggota serta kegiatannya. 5. Menolak pemaksaan ideologi yang merugikan posisi perempuan dan masyarakat pada umumnya.[8] Hal-hal di atas adalah masih berupa konsep yang walaupun sudah mulai terlaksana tetapi masih dalam jumlah kecil. Karena ada relasi kekuasaan yang bermain di manapun Majelis ta’lim itu berada. Keberadaan majelis ta’lim di Indonesia umumnya menjadi sarana untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu menjadikan manusia yang berilmu pengetahuan, baik ilmu agama tafaquh fiddiin maupun ilmu umum. Pada perkembangan zaman khususnya di era sekarang yang lebih dikenal dengan era millennium, manusia dituntut untuk bersaing dalam segala hal. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang barometernya adalah ilmu yang siap pakai. Kehandalan seseorang dalam disiplin ilmu dapat diperoleh di mana saja baik itu lembaga formal, informal maupun non formal. Majelis Ta’lim merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal untuk kaum ibu dalam rangka peningkatan kualitas diri. Majelis Ta’lim di seluruh wilayah di Indonesia dikenal sebagai sarana pendidikan informal bagi kaum ibu muslimah yang bermuara dari swadaya masyarakat. Kondisi ini secara tidak langsung memaksa anggotanya untuk menjadi pelopor dalam masyarakat dengan cara membina generasi penerus bangsa yang ada dalam keluarga. Majelis ta’lim juga merupakan salah satu jalur termudah dalam mengakses kaum ibu muslimah, meski belum mencapai kualitas yang optimal dalam menjalankan peran sebagai agen perubah di masyarakat. Perubahan kualitas suatu bangsa lebih efektif jika diawali dengan perubahan kualitas kaum ibu. Mengingat peran signifikan seorang wanita sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat, sebagai pendamping suami sekaligus sebagai motivator perubahan dalam keluarga. Sebagai ibu yang berperan besar dalam pembentukan karakter generasi penerus dan anggota masyarakat sehingga memiliki peran yang besar bagi perubahan dan perbaikan di tengah-tengah masyarakat. Hafidz Ibrahim seorang penyair mengatakan “Ibu adalah sekolah utama, jika engkau persiapkan ia dengan baik maka sama halnya dengan engkau mempersiapkan bangsa berakar kebaikan.”[9] [1] Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia, Cet. Ke 14, Yogyakarta Pustaka Progresif, 1997, hal. 202. [3] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Cet. Ke-4, Jakarta Pustaka Utama, 2008, hal. 859. [4] Koordinasi Da’wah Islam KODI DKI, Cet. II, Jakarta Pedoman Majelis Ta’lim, 1990, hal. 5. [5] Asad M. Kalali, Kamus Arab Indonesia, Cet. II, Jakarta Bulan Bintang, 1987, hal. 8. [6] Hannah Hakim, diakses tanggal 21 Desember 2012. [8] diakses tanggal 22 Desember 2012. `[9] diakses tanggal 22 Desember 2012.
logo majelis ta lim ibu ibu